oleh: Miftahul Khoiriyah Al Istiqomah
(10 November 2013)
Sakralitas tafsir
Muharram
Beberapa waktu
lalu, kita memasuki tahun baru dalam kalender
Hijriyah. Tepatnya 1 Muharram 1453 H. Seperti tak ada yang istimewa dan mungkin sangat biasa
bagi kebanyakan orang—dalam rentang
pengamatan subjektif penulis. Perbedaannya hanya terlihat dari
kegiatan institut pendidikan yang diliburkan dari kegiatan rutinnya sebagai
penghormatan kepada agama Islam atau mereka yang memeluk agama Islam.
Sangat disayangkan sebenarnya, sebab ini jauh berbeda dengan antusias masyarakat muslim ketika
pergantian tahun Masehi itu tiba. Banyak yang rela bersusah
payah untuk bisa menikmati pergantian tahun itu
disebuah tempat yang dirasa lebih indah dan jarang untuk dikunjungi. Suara
kembang api yang dimainkan juga terdengar disetiap sudut bahkan di daerah
pedesaan sekalipun. Walau proses
perayaan ini terkesan berlebihan dan lebih mengarah pada gaya hura-hura, Bagi penulis ini menjadi sebuah keresahan tersendiri.