Pembentukan UKM (Unit
Kegiatan Mahasiswa) Kependudukan di Universitas Jember menjadi hal baru
dan masih hangat diperbincangkan. Cepatnya pembentukan UKM Kependudukan
serta campur tangan pihak luar juga menjadi penyebab kontroversinya. UKM
Kependudukan dibentuk atas latar belakang kebutuhan nasional yang
terkait dengan jumlah penduduk Indonesia yang semakin lama semakin tidak
terkontrol jumlahnya sesuai fakta yang terjadi sejak masa Orde Baru
hingga tahun 2012.
Itu menjadi hal yang dirasa perlu mendapatkan respon
dari kalangan akademik, seperti mahasiswa. Di Indonesia, Universitas
Jember adalah Perguruan Tinggi Negeri pertama yang membentuk sebuah UKM
yang diharapkan mampu untuk menjadi jembatan dalam pengentasan masalah
di Indoesia yang terkait penduduk dengan nama UKM Kependudukan.
Pembentukan UKM ini juga didasari atas keinginan Pembantu Rektor III
setelah terbentuknya Forum Mahasiswa Peduli Kepedudukan di Universitas Airlangga, Surabaya.
UKM, seperti yang kita ketahui adalah tempat
bagi para mahasiswa untuk mengembangkan bakat dan minatnya. Setiap
fakultas di Universitas Jember memiliki UKM, jadi bisa dibayangkan
bahwa keberadaannya sungguh krusial. Jika mahasiswa memiliki kebutuhan
kuliah yang merupakan kewajiban akademiknya, di satu sisi tentunya
mahasiswa juga dituntut untuk dapat menyalurkan bakat dan minatnya agar
seimbang baik kemampuan akademik maupun non akademik. Sebab hal itu
dapat menunjang dalam pengembangan akademiknya juga. Namun kini
keberadaan UKM tidak semasyhur dulu. Dengan perkembangan zaman sekarang
para mahasiswa terlalu sibuk untuk urusan pribadinya dan enggan untuk
menyempatkan waktunya yang terkait dengan masalah maupun segala hal yang
berada di sekelilingnya. Ini bisa terlihat jelas dengan perubahan sikap
dan tindakan yang jelas terlihat ada pada diri mahasiswa saat ini.
Sehingga tepat pada tanggal 7 Februari 2013, Pembantu Rektor III (PR
III) Prof. M. Saleh melaksanakan rapat untuk membentuk sebuah UKM yang
diharapkan mampu mengatasi masalah nasional yang saat ini sedang terjadi
dengan nama UKM Kependudukan. Pembentukan UKM ini menjadi menarik perhatian dan kontroversi karena pembentukannya tidak sesuai dengan kebutuhan mahasiswa pada umumnya.
Terbentuknya
UKM ini ternyata tidak murni atas keinginan dari para mahasiswa.
Seperti fakta yang terjadi dan berdasarkan pengakuan dari pihak BKKBN
(Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) bahwa pihak BKKBN
Jawa Timur juga ikut membantu dalam proses pembentukannya serta
kelancaran operasional dengan catatan bahwa segala aktifitasnya terkait
dengan kependudukan. Dalam penuturan Zela, sekretaris UKM Kependudukan
bahwa pihak BKKBN Jawa Timur juga telah memberikan dana sebagai bantuan
kelancaran UKM Kependudukan Universitas Jember sebanyak Rp 5.000.000.
Beberapa
bulan yang lalu, pihak BKKBN Jawa Timur telah mengumpulkan perwakilan
dari lima Perguruan Tinggi Negeri yang membicarakan tentang permasalahan
penduduk. Hal ini dituturkan oleh pihak BKKBN pusat yang mengundang
perwakilan dari lima Perguruan Tinggi Negeri di Jawa Timur. Kelima
Perguruan Tinggi Negeri ini adalah sasaran dengan akademisi seperti
mahasiswa yang diharapkan mampu membantu masalah negara tentang
kependudukan. Banyak masalah kependudukan yang sedang dihadapi oleh negara kita, seperti buta huruf, kurang gizi, dan lain sebagainya.
Perguruan Tinggi Negeri tersebut adalahUniversitas Airlangga (UNAIR),
Institut Teknologi Sepuluh November(ITS), Universitas Negeri Surabaya
(UNESA), Univrsitas Brawijaya (UB), danUniversitas Jember (UNEJ) yang
hadir dalam forum yang diselenggarakan pihak BKKBN Provinsi Jawa Timur.
Untuk tahun 2013 ini, pihak BKKBN Pusat berharap untuk mampu
mengembangkan upaya terkait dengan isu-isu kependudukan. Pihak BKKBN
dengan melalui bidang pengendalian kependudukan tersebut mengupayakan
untuk menyebarkan isu-isu kependudukan agar bisa diterima oleh
masyarakat luas, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan program
mahasiswa peduli kependudukan (embrio UKM Kependudukan) dengan kelima
universitas diatas.Karena mahasiswa dirasa sebagai agent of change. Maka
BKKBN berharap penuh agar kepedulian para mahasiswa mampu memberikan
perubahan yang nyata terkait masalah kependudukan.
Dari kelima
Perguruan Tinggi Negeri yang hadir saat itu, Universitas Jember yang
diwakili oleh Pembantu Rektor III mulai berpikir untuk mengadakan sebuah
UKM Kependudukan. Pada pembentukannya, banyak pihak yang kebingungan terhadap hal-hal yang akan dikerjakan dalam
program UKM Kependudukan, khususnya mahasiswa yang terlibat di dalamnya.
Hal tersebut disebabkan oleh minimnya pengetahuan para mahasiswa
tentang kependudukan. Selain itu, belum adanya UKM tentang kependudukan
di seluruh Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia juga menjadi
penyebabnya. “Banyak yang bisa dikerjakan di UKM Kependudukan ini. Bisa
tentang masyarakat yang buta huruf, kurang gizi, dan masalah
kependudukan lain yang masih banyak lagi,” tutur Prof. M. Saleh selaku
Pembantu Rektor III yang menjadi penasehat dalam UKM ini.
Selain
kontroversinya pembentukan UKM Kependudukan yang di rasa tidak sesuai
dengan kebutuhan mahasiswa juga proses pembentukannya yang begitu cepat
walaupun beberapa perbaikan yang harus diajukan kepada rektor sebelum
mendapatkan SK Rektor sebagai dasar hukum. Tidak adanya hubungan visi
dan misi BKKBN dengan hal-hal yang dibutuhkan oleh mahasiswa juga
mewarnai isu pembentukannya. Visi BKKBN adalah “Penduduk tumbuh seimbang
2015”, dan misinya adalah “Mewujudkan Pembangunan yang Berwawasan
Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera”.Dari visi
dan misi yang dicanangkan BKKBN sudah jelas terlihat bahwa sasaran
utamanya adalah penduduk maupun masyarakat berkeluarga secara umum. Ini
bertolak belakang dengan kebutuhan dan kepentingan mahasiswa. Sehingga
seolah dibentuknya UKM ini tidak berada dalam kepentingan mahasiswa,
namun berpihak pada pihak-pihak tertentu.
Akan tetapi ini sempat
dibantah oleh M. Ainun Najib, mahasiswa FKIP selaku Ketua UKM
Kependudukan. Ia menyatakan bahwa justru ini sangat berkaitan dengan
mahasiswa karena ternyata permasalahan yang dibahas tidak sebatas pada
KB (Keluarga Berencana) tapi juga terkait dengan demografi Indonesia
yang tidak beraturan ini. Selain itu, permasalahan dalam diri para
penduduk juga menjadi faktor pembentukannya, seperti kurang gizi dan
buta huruf.
Sempat terdengar kabar bahwa orang-orang yang menjadi
pengurus dalam UKM dengan SK Rektor sejak 13 Februari 2013 ini hanyalah
orang-orang tertentu. Namun anggapan ini dibantah oleh PR III, beliau
menyatakan bahwa UKM Kependudukan Universitas Jember membuka pintu
selebar-lebarnya kepada semua pihak untuk bergabung di dalamnya. Semua
pihak maupun semua individu tidak dibatasi baik dalam fakultas,
organisasi, agama, maupun yang lainnya. Melihat dari adanya UKM
Kependudukan yang dilatarbelakangi oleh kepentingan nasional, ini
menunjukkan bahwa semua kalangan berhak untuk ikut andil dalam mengatasi
masalah ini tanpa batas apapun. MIFTAHUL KHOIRIYAH AL ISTIQOMAH
Waw segitu urgent nya kah min UKM Kependudukan di kancah nasional
BalasHapusYouTube (videos) | Videodl.cc
BalasHapusDownload free free HD videos youtube to mp4 from the creators of "Videos, Videos and Games", Videos, Videos, vid and vid as the most popular video games and game trailers.